bisnis
Arab Saudi dan Abu Dhabi jual saham mereka di perusahaan Eropa
SAMA melepas saham senilai Rp 16,4 trilun dan ADIA melego saham sebesar Rp 4,09 triliun.
14 Oktober 2015 02:55Bank Riyadh di Arab Saudi. (Gulf Business)
Otoritas Keuangan Arab Saudi (SAMA) dan Otoritas Investasi Abu Dhabi (ADIA), dua lembaga investasi terbesar sejagat, telah menjual saham mereka di sejumlah perusahaan Eropa terdaftar di Bursa Saham Nasdaq sejak Mei lalu.
Menurut data dari Layanan Laporan Nasdaq, SAMA telah melepas US$ 1,2 miliar atau kini setara Rp 16,4 triliun saham mereka di perusahaan-perusahaan Eropa terdaftar di Nasdaq. Nilai ini setara 13 persen dari total investasi SAMA seharga US$ 9,2 miliar (Rp 125,2 triliun) di perusahaan-perusahaan Eropa tercantum di Nasdaq.
ADIA juga melakoni hal serupa. Mereka menjual US$ 300 juta (Rp 4,09 triliun) saham dari total US$ 3,6 miliar (Rp 49,1 triliun) saham kepunyaan mereka di perusahaan-perusahaan Eropa terdaftar di Nasdaq.
Nasdaq, berlokasi di Kota New York, Amerika Serikat, merupakan bursa saham terbesar kedua di dunia setelah Bursa Saham New York (NYSE). Hingga Juli lalu terdaftar 3.059 perusahaan di Nasdaq dengan nilai kapitalisasi sampai Juli 2014 sebesar US$ 8,5 triliun (Rp 115.999,5 triliun).
Sedangkan NYSE memiliki nilai kapitalisasi US$ 16,6 triliun (Rp 226.224 triliun) dengan jumlah perusahaan terdaftar 1.868.
Kebijakan diambil SAMA dan ADIA buat menutupi defisit akibat melemahnya harga minyak mentah dunia. Karena persoalan itu pula, Arab Saudi sudah menarik dananya di luar negeri dan pekan depan berencana menjual obligasi dalam mata uang lokal.
Negara-negara Arab di Teluk Persia - mengandalkan pendapatan utama dari penjualan minyak dan gas - kelimpungan setelah dalam dua tahun belakangan harga emas hitam itu melorot hingga di bawah US$ 50 per barel. Untuk mengurangi defisit, Uni Emirat Arab sejak 1 Agustus lalu telah menghapus subsidi atas bensin dan solar buat kendaraan bermotor.
Bahrain per 1 Oktober mencabut subsidi terhadap daging dan produk unggas. Kuwait, sejak awal tahun meniadakan subsidi atas avtur dan minyak tanah, berencana menjual aset mereka di luar negeri.