bisnis
Pangeran Al-Walid luncurkan stasiun televisi Al Arab
Al Arab mengklaim bakal lebih obyektif ketimbang Al Jazeera dan Al Arabiya.
01 Februari 2015 13:19Pangeran Al-Walid bin Talal dari Arab Saudi. (www.cnn.com)
Konglomerat asal Arab Saudi Pangeran Al-Walid bin Talal hari ini meluncurkan stasiun televisi miliknya Al Arab di Bahrain.
Al Arab saat ini mempekerjakan 280 staf, termasuk koresponden di 30 negara. Al-Walid membikin Al Arab untuk bersaing dengan stasiun televisi dari Qatar Al Jazeera beroperasi sejak 1996 dan Al Arabiya bermarkas di Dubai, Uni Emirat Arab. Al Arabiya diresmikan sejak 2003 adalah kepunyaan Walid al-Ibrahim, kakak ipar dari mendiang Raja Saudi Fahad bin Abdul Aziz.
Al Jazeera dan Al Arabiya dituding menjadi sarana mempromosikan pandangan politik dari pemilik.
Manajer umum Al Arab Jamal Khashoggi menegaskan stasiun televisi baru ini bakal obyektif. "Kami tidak akan berpihak. Saya pikir sebuah stasiun televisi berita tidak semestinya mempunyai agenda politik," katanya. "Kami akan menyampaikan informasi akurat dan obyektif."
Khashoggi, wartawan veteran Saudi, dipaksa berhenti dari tempatnya bekerja di surat kabar Al Watan pada 2010 sehabis menulis sebuah opini membikin marah kaum religius konservatif di Saudi.
Meski kantor biro terbesarnya ada di Ibu Kota Riyadh, Arab Saudi, dengan 20 pekerja, namun Al Arab terpaksa berpusat di Bahrain. Alasannya, negeri Petro Dolar itu tidak mengizinkan stasiun televisi independen beroperasi.
Pangeran Al-Walid, pemilik Kongdon Holding Company, sebenarnya telah mempunyai saham di sejumlah perusahaan media, seperti News Corporation, Twitter, dan Rotana Group, menjalankan beberapa televisi hiburan di Timur Tengah.
Pangeran tidak memiliki posisi dalam pemerintahan ini dikenal kritis terhadap pemerintahan mendiang Raja Abdullah bin Abdul Aziz, juga pamannya. Dalam wawancara khusus dengan koran berbahasa Inggris Saudi Gazette Desember tahun lalu, dia menyebut sejumlah menteri Saudi arogan dan merasa sok berkuasa. Dia bilang pemerintah mesti berbuat lebih banyak lagi buat rakyat Saudi. Dia menilai masih mengandalkan anggaran dari hasil penjualan minyak adalah sebuah kesalahan. Karena itu, dia mengusulkan agar dibentuk dana cadangan independen untuk mengatasi kalau harga minyak anjlok.