buku
Bisnis terowongan di Gaza
Sebanyak 60 persen dari setidaknya US$ 1,5 miliar nilai impor Gaza masuk lewat terowongan.
27 Desember 2014 06:47Terowongan Gaza. (english.al-akhbar.com)
Bisnis terowongan di sepanjang perbatasan Rafah telah melahirkan banyak orang kaya di Gaza. Padahal Rafah – lokasi di mana perdagangan bawah tanah itu berawal – beberapa tahun lalu termasuk salah satu kota termiskin sejagat. Blokade Israel kemudian menjadikan terowongan-terowongan ini cara termudah bagi penduduk Gaza mendapatkan uang.
Menurut Muin Rajab, profesor ekonomi di Universitas Al-Azhar, Kota Gaza, kini ada sekitar seribu orang tajir di Rafah dengan harta masing-masing lebih dari US$ 1 juta. Sisanya masih hidup miskin. Kesenjangan kian melebar ini menimbulkan banyak masalah sosial, seperti dikutip dari buku berjudul Gaza: Simbol Perlawanan dan Kehormatan karya Faisal Assegaf (terbitan Hamaslovers, Agustus 2014)
Dia memperkirakan perputaran uang di sekitar Rafah hampir US$ 1 miliar. Sebanyak 60 persen dari setidaknya US$ 1,5 miliar nilai impor Gaza masuk lewat terowongan. Sebagian lagi melalui perlintasan Karim Abu Salim dikontrol oleh Israel. Sedangkan gerbang Rafah khusus buat orang dan bukan bagi perdagangan.
Peneliti ekonomi dari Palestina, Amr Shaaban, menyebut para pengusaha terowongan ini sebagai masyarakat kelas baru. Mereka menghabiskan sebagian besar kekayaan dengan memborong mobil mewah, tanah, dan apartemen. Harta berlimpah ini meningkatkan status sosial mereka di masyarakat sekaligus mendapatkan pengaruh politik. “Masyarakat kelas baru ini membangun hubungan dengan penguasa untuk memperoleh perlindungan.”
Alhasil, pusat kegiatan ekonomi berpindah dari orang-orang terlahir kaya tinggal di atau dekat Kota Gaza ke Rafah. Nabil al-Yazji, pemilik supermarket Metro, termasuk yang menggantungkan kegiatan bisnisnya terhadap terowongan. Dari sana, dia bisa memperoleh barang-barang asal Mesir dengan harga lebih murah ketimbang produk Israel. Agar pesanannya bisa mulus sampai ke Gaza, dia mesti melengkapi tiga dokumen: izin impor, bukti pajak penghasilan, dan formulir persetujuan bea masuk.
Perdagangan bawah tanah ini bersifat fluktuatif tergantung situasi politik. Kalau Israel menutup perbatasan Karim Abu Salim, nilainya bakal meningkat. Tapi jika Mesir giat menyisir terowongan, harga-harga di Gaza segera meroket karena pasokan tertahan.