buku

Cekcok Pangeran Mansur di klub malam Oscar's

Pangeran Mansur bin Saud bin Abdul Aziz menjadi beringas lantaran menenggak minuman beralkohol terlalu banyak.

26 Mei 2018 08:52

Albalad.co berhasil mendapatkan izin dari penulis buku Saudi Bodyguard, Mark Young, untuk menerjemahkan sekaligus menerbitkan isi bukunya di Albalad.co. Seperti biasa, rubrik buku ini muncul saban Sabtu dan dimulai sejak 11 November 2017.

Albalad.co sejatinya memperoleh salinan buku Saudi Bodyguard dalam bentuk PDF tersebut langsung dari Mark Young, mantan pengawal para pangeran dan puteri di Kerajaan Arab Saudi, pada 1 September 2017. Baru ketika perkembangan dramatis terjadi saat ini di negara Kabah itu, Albalad.co memutuskan melansir terjemahan dari isi buku setebal lebih dari 400 halaman dan diterbitkan pada 2010 itu.

Mark Young, berasal dari Inggris, adalah pemegang sabuk hitam karate. Ayahnya adalah mantan anggota pasukan elite Inggris dan bekas anggota MI6, dinas intelijen Inggris.

Sejak Mei 1976, dia mulai menjadi instruktur dan membuka tiga sekolah karate. Tiga tahun kemudian, dia memulai kariernya sebagai pengawal pribadi keluarga kerajaan Arab Saudi. Tugas pertamanya adalah mengawal Pangeran Talal bin Abdul Aziz, ayah dari pemilik Kingdom Holding Company, Pangeran Al-Walid bin Talal, ditahan di Hotel Ritz Carlton di Ibu Kota Riyadh, sejak Sabtu malam pekan lalu.

Pangeran Al-Walid termasuk dalam 201 kaum elite Arab Saudi - meliputi pangeran, pejabat, dan pengusaha kakap - ditangkap atas tudingan korupsi. Penangkapan ini atas perintah Komisi Pemberantasan Korupsi, dibentuk beberapa jam sebelumnya dan diketuai oleh Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman.

Buku Saudi Bodyguard karya Mark Young ini bercerita dengan bahasa bertutur sebagai orang pertama mengenai pengalamannya selama menjadi pengawal pribadi keluarga Kerajaan Arab Saudi, termasuk Raja Salman bin Abdul Aziz.   

*******

Cekcok Pangeran Mansur di klub malam Oscar's

Pangeran Mansur bin Saud bin Abdul Aziz, sebagai tertua, pertama kali meninggalkan bar. Dia bilang ingin ke klub malam Oscar's. Pangeran-pangeran lain masih duduk lebih laa sebelum menuju ke gerbang utama pelabuhan.

Sambil tersipu malu, Pangeran Mansur berdiri di depan Aston Martin miliknya yang mogok. Beberapa orang melintas di depannya tertawa cekikikan. Seorang sopir tiba dengan Mercedes saya kemudikan ke Marbella dari Paris. Saya tersenyum menyaksikan tidak ada seorang pun mampu membuka kap mobil bikinan Jerman itu.

Pangeran Misyari bin Saud bin Abdul Aziz bertanya apa masalahnya sambil mencoba membuka kap Aston Martin itu, namun gagal pula. Saya akhirnya mampu membuka kap mobil tersebut. Setelah aki disambungkan, mesin Aston Martin itu meraung dan Pangeran Mansur langsung tancap gas.

Sambil berjalan ke arah Ford kami, Pangeran Misyari meminta saya menyetir karena Pangeran Sattam bin Saud bin Abdul Aziz dan Pangeran Muktasim bin Saud bin Abdul Aziz juga ikut. Bukan kejutan lagi karena kami juga bakal pergi ke klub malam Oscar's.

Para pangeran Arab Saudi ini tidak membayar tiket masuk saat menuju lantai dansa di Oscar's. Pihak manajemen seolah menutup mata saja. Saya kemudian mengecek posisi pintu keluar dan toilet, khawatir saya atau salah satu dari pangeran itu membutuhkan.

Para pangeran itu duduk satu meja dengan Patrick dan saya duduk di meja di belakang mereka. Dalam hitungan detik, para pelayan mendatangi meja kami bagai burung nasar. Saya dan Patrick memilih Coca Cola dengan es krim dan lemon, sedangkan para pangeran memilih wiski Johnny Walker Black Label dengan es. Tidak satu pangeran pun ikut berdansa, tapi Pangeran Mansur menjadi berisik dan lebih agresif karena menenggak minuman beralkohol terlalu banyak.

Patrick menjadi tidak tenang melihat kelakuan Pangeran Mansur. Saling cerca terjadi antara Pangeran Mansur dengan beberapa lelaki dalam klub malam Oscar's hingga akhirnya dia ditampar. Patrick bergegas melompat ke tengah untuk menenangkan kedua pihak.

Pangeran Mansur mulai berteriak ke arah Patrick, sedangkan pangeran lainnya dan saya menonton saja. Merasa sekaranglah saatnya untuk pergi, Pangeran Misyari memberi tanda kepada saya untuk bergerak. Semua pangeran bangkit dari tempat duduk lalu menuju pintu keluar.

Beruntung Aston Martin kepunyaan Pangeran Mansur tidak mogok lagi dan adik-adiknya mengucapkan selamat tinggal. Kami kemudian menuju Ford dan Pangeran Misyari meminta saya mengantarkan Pangeran Sattam dan Pangeran Muktasim pulang lebih dulu. Ketiga pangeran bercerita soal kejadian di Oscar's tadi dalam bahasa Arab. Saya memilih diam saja.

Setelah menurunkan Pangeran Sattam dan Pangeran Muktasim, kami langsung ke vila kami yang tenang. Pangeran Misyari tidak pernah membicarakan insiden di Oscar's malam itu dan saya juga tidak pernah mengungkit hal tersebut.

Besoknya, Pangeran Mansur menelepon saya dan meminta ketiga adiknya datang. Keempat saudara sedarah ini menghabiskan sore bersama sambil bermain kartu. Kejadian semalam masih menjadi topik pembicaraan mereka ketika saya menuju taman tempat keempat pangeran duduk.

Mereka bertanya bagaimana menurut saya mengenai tindakan Patrick semalam. Saya bilang Patrick telah melakukan hal benar karena berusaha memisahkan Pangeran Mansur dan beberapa lawannya. Saya menjelaskan Pangeran Mansur menjadi beringas lantaran menenggak terlalu banyak minuman beralkohol. Saya katakan Patrick melerai untuk melindungi sang paneran.

Menurut saya, bukan tugas Patrick untuk menyerang beberapa pria tersebut. Tugasnya adalah melindungi Pangeran Mansur dan dia telah melakoni itu. Ternyata bukan penjelasan seperti itu ingin didengar Paneran mansur. Dia menolak penilaian saya sambil mengibaskan tangannya. Saya perhatikan ketiga adik Pangeran Mansur diam saja saat saya berpendapat mengenai insiden semalam.

Tapi rupanya keberanian saya mengutarakan pikiran membuat Pangeran Misyari menghormati saya. Sejak saat itu, dia mulai menanyakan bagaimana pendapat saya atas segala hal. Kelihatannya dia lebih tertarik kepada saya sebagai seorang manusia ketimbang sekadar orang dibayar untuk mengawal dirinya.



Mark Young, penulis buku Saudi Bodyguard. (Twitter)

Pengintaian terakhir sebelum liburan musim panas bareng keluarga Pangeran Misyari

Sekitar 13 Juni 1985, saya berhenti menekuni pekerjaan mengintai seseorang.

Buku Saudi Bodyguard karya Mark Young. (Faisal Assegaf/Albalad.co)

Korupnya anak Raja Fahad

Koran-koran Inggris menulis anggota parlemen Jonathan Aitken sebagai pemasok pelacur bagi para pangeran Saudi.

Buku Saudi Bodyguard karya Mark Young. (Faisal Assegaf/Albalad.co)

Pangeran Fawaz dapat kompensasi dari negara setelah rumahnya di Inggris kemalingan

Ketika Mercedes kami tumpangi makin mendekati jet pribadi itu, saya melihat seorang awak kabin berdiri di bawah tangga pesawat untuk menyambut Pangeran Fawaz.

Mark Young bersama Pangeran Misyari bin Saud bin Abdul Aziz dan istrinya, Puteri Al-Anud binti Fahad. (Mark Young/Saudi Bodyguard)

the Elephant on the River, restoran kesukaan Pangeran Fawaz di London

Suatu malam, saat kami mengunjungi klub Tramp di Jalan Jermyn, perhatian kami tertuju kepada aktor Hollywood Sylvester Stallone, juga berada di sana waktu itu.





comments powered by Disqus