IQRA
Yahudi Kelas Dua (2)
Gadis poster imigrasi
Mereka tidak diakui status keyahudiannya oleh kantor Kerabbian Israel tidak boleh menikah di negara itu.
14 September 2015 09:42Karen Brunwasser, imigran Yahudi asal Amerika Serikat di Israel. (Michal Fattal)
Karen Brunwasser telah menjadi gadis poster untuk aliyah, berarti orang-orang Yahudi ingin pindah ke Israel. Sebuah foto memperlihatkan dirinya berseri-seri saat tiba di negara Zionis itu terpampang dalam sebuah brosur bikinan Nefesh b’Nefesh, organisasi mempromosikan perpindahan orang-orang Yahudi dari Amerika Utara.
Namun tujuh tahun setelah pendaratan menyenangkan itu, ketika Brunwasser berniat menikah dengan lelaki idamannya, dia tiba-tiba melihat wajah lain kurang bersahabat dari tanah air barunya itu.
Asli Philadelphia, Amerika Serikat, Brunwasser berayah Yahudi, anak dari korban selamat dalam peristiwa Holocaust, pembantaian etnik Yahudi oleh pasukan Nazi Jerman selama Perang Dunia Kedua. Dia dan ibunya, tidak dilahirkan sebagai orang Yahudi, mengikuti konversi digelar oleh sebuah pengadilan agama Yahudi ortodoks di Philadelphia ketika masih bayi.
Tapi Kepala Kerabbian Israel menganggap pembaptisannya tidak sah karena alasan berikut ini. Dua dari rabbi ortodoks memimpin upacara konversi atas Brunwasser pernah memimpin ibadah di sebuah sinagoge, di mana jemmat lelaki dan perempuannya berbaur.
Paginya sebelum menikah, dia ditelepon kantor Kerabbian Israel. Dia diberitahu konversinya bakal diakui sehingga dia tidak perlu mengulang upacara pembaptisannya sebagai orang Yahudi. Kabar gembira ini muncul setelah teman-temannya berpengaruh ikut campur.
"Itu benar-benar kisah menyenangkan buat saya, tapi tidak terlalu," kata Brunwasser, eksekutif senior di sebuah organisasi mempromosikan acara budaya di Yerusalem. "Jika saya tidak mempunyai koneksi, saya mungkin tidak bisa menikah di sini (Israel) dan ini menyedihkan."
Ratusan ribu lainnya tidak memiliki teman-teman berpengaruh. Alhasil, meski mereka menjadi warga negara Israel namun status keyahudian mereka diragukan.
Seperti Brunwasser, banyak dari mereka mendapat sambutan karpet merah saat menjejakkan kaki pertama kali di Israel, tapi setelah itu mereka kecewa karena status Yahudi mereka dipersoalkan.