IQRA
Aib Para Pangeran Saudi (3)
Digaji sejak lahir
Buat pangeran digaji Rp 1,4 miliar tiap bulan, sedangkan semua puteri meraih gaji bulanan Rp 485,6 juta.
26 Januari 2015 02:42Pangeran Al-Walid bin Talal dari Arab Saudi. (www.cnn.com)
Memang enak menjadi anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi. Selain hidup nyaman dan berkecukupan, para pangeran dan puteri ini sudah mendapat gaji sejak mereka dilahirkan dan pelbagai keistimewaan lain.
Layanan khusus ini muncul setelah Raja Faisal pada akhir 1960-an mengeluarkan dekrit. Isinya, tiap inchi tanah tidak terdaftar secara resmi atas nama individu menjadi milik keluarga kerajaan. Alhasil, seluruh wilayah negeri Dua Kota Suci ini diperlukan sebagai barang-barang pribadi milik keluarga kerajaan, seperti dilansir weeklyblitz.net akhir Agustus 2011.
Raja Faisal juga membagi-bagikan sebagian besar tanah di negara itu kepada anggota keluarga kerajaan. Para pangeran menjual lagi ke negara, sebagian lagi menjual ke orang lain. Namun kebanyakan pangeran menahan tanah gratis itu. Di kota-kota besar hingga daerah terpencil di Saudi, tanah-tanah luas adalah milik para pangeran, jumlah mereka mungkin lebih dari lima ribu. Mereka juga mendapat jatah dari penjualan minyak.
Saban pangeran atau puteri kerajaan sudah memperoleh gaji sejak dilahirkan hingga usia sebelas tahun. Buat pangeran digaji Rp 1,4 miliar tiap bulan, sedangkan semua puteri meraih gaji bulanan Rp 485,6 juta. Selepas itu, gaji mereka dinaikkan lagi hingga berumur 16 tahun. Namun gaji-gaji itu baru mereka terima ketika berusia 17 tahun.
Jadi jangan heran, para pangeran dan puteri Kerajaan Saudi telah menjelma sebagai orang-orang super kaya di usia belia. Kalau ditotal, tiap pangeran bakal memperoleh setidaknya Rp 201,6 miliar dan paling sedikit Rp 93,2 miliar buat tiap puteri kerajaan.
Itu baru perhitungan gaji rata-rata. Tapi ada aturan lain lagi. Makin dekat silsilah mereka dengan raja terakhir, gaji diperoleh kian meroket. Ini belum ditambah dengan gaji sebagai pejabat atau pemegang posisi tertentu dalam kerajaan. Sebagai contoh, semua gubernur di Saudi mendapat tambahan tunjangan Rp 2,6 triliun per tahun.
Para pangeran juga berhak atas istana pribadi atau diberi fulus untuk membangun istana sesuka mereka. Mereka juga dihadiahi mobil-mobil mewah. Kesimpulannya, negara memanjakan para pangeran dengan kemewahan. Listrik, air, kesehatan, keamanan, pendidikan, dan segalanya ditanggung oleh kerajaan.
Seluruh kontrak pembangunan negara diberikan kepada perusahaan-perusahaan kepunyaan pangeran. Bisnis dan pendapatan mereka bebas dari kontrol negara dan tidak dikenai pajak. Semua impor atas nama pangeran lewat pelabuhan atau bandar udara tidak boleh diperiksa oleh imigrasi atau bea cukai.
Jadinya, para pangeran Saudi bakal tetap sejahtera meski mereka membuang-buang uang sepanjang hayat.