kabar
Berpuasa di Mukalla
Ada tradisi sekali mengkhatamkan Al-Quran saban hari di masjid-masjid.
19 Juni 2015 04:43Milisi pendukung Presiden Abdurabbu Mansyur Hadi di Kota Aden, Yaman Selatan. (bbc.com)
Untung saja pemberontak Al-Hutiyun dan pasukan loyalis Presiden Yaman Abdurabbu Mansyur Hadi dengan sokongan koalisi Arab sepakat menghentikan sementara perang selama Ramadan. Meski begitu, tidak semua penduduk Yaman bisa kembali ke rumah masing-masing untuk berpuasa.
Saleh bin Salim, 24 tahun, salah satunya. Sejak akhir April lalu, sebulan setelah pasukan koalisi Arab melancarkan serangan udara terhadap milisi Syiah Al-Hutiyun, dia bareng orang tua dan dua abangnya terpaksa mengungsi dari rumah mereka di Distrik Mualla, Kota Aden, selatan Yaman. Mereka sebelumnya menumpang di kediaman kerabat mereka di Distrik Buriqa, juga di Aden.
Saleh sekeluarga kini menetap di sebuah desa di Mukalla, ibu kota Provinsi Hadramaut, selatan Yaman. Mukalla berjarak sekitar delapan jam bermobil dari Aden. "Segala sesuatunya berjalan bagus di sini. Tidak ada bunyi tembakan atau insiden apapun," katanya kepada Albalad.co melalui WhatsApp kemarin.
Tidak seperti di Aden, pasokan listrik, makanan, air bersih, dan semua kebutuhan selama Ramadan di Mukalla mencukupi. Alhasil, para penduduk di sana bisa menikmati bulan puasa tanpa ketakutan dan kelaparan.
Saleh bercerita ada tradisi berlaku saban Ramadan di Yaman. "Tiap hari di masjid-masjid mesti sekali mengkhatam Al-Quran," ujarnya. Kebiasaan ini mulai dilakoni pada hari kesembilan Ramadan.