kabar
Penetapan waktu subuh dan magrib di Arab Saudi jadi perdebatan
Para ahli astronomi bilang kalender terbitan Umm al-Qura lebih cepat menit untuk waktu subuh dan magrib.
08 Juli 2015 04:06Mufti Agung Arab Saudi Syekh Abdul Aziz Abdullah asy-Syekh. (arabnews.com)
Kalender waktu salat wajib bikinan Universitas Umm al-Qura menjadi perdebatan. Para ahli astronomi bilang waktu subuh dan magribnya kecepatan tiga menit.
Ahli astronomi (ilmu perbintangan) Abdullah al-Khodari bilang sudah kewajibannya memberitahukan informasi sebenarnya. "Kalender itu tiga menit lebih cepat dari waktu fajar dan terbenam sebenarnya. Jadi azannya lebih cepat tiga menit," katanya.
Sebelumnya muncul klaim kalender Umm al-Qura lebih cepat 20 menit ketimbang waktu sebetulnya. Namun Khodari baru-baru ini bilang lewat Twitter tudingan itu salah, yang benar cuma lebih cepat tiga menit.
Mufti Agung sekaligus Ketua Dewan Ulama Senior Arab Saudi Syekh Abdul Aziz Abdullah asy-Syekh membantah pernyataan Khodari itu. Dia menegaskan kalender waktu salat terbitan Umm al-Qura sudah tepat. "Kalender itu akurat dan tes sudah dilakoni di semua wilayah di Saudi," ujarnya. "Kementerian Keuangan juga sudah memastikan kalender itu akurat dan klaim (Khodari) keliru."
Dia menjelaskan saat penyusunan kalender salat itu mantan Mufti Agung Arab Saudi Syekh Abdul Aziz bin Abdullah Bin Baz juga mengirim dua komite ilmuwan ke gurun untuk memantau terbitnya surya. Mereka membuktikan kalender salat keluaran Umm al-Qura tidak salah. "Klaim (Khodari) itu bisa membingungkan banyak orang."