kabar
Rincian kesepakatan nuklir Iran
Setelah 18 hari berunding, kesepakatan untuk menyelesaikan krisis nuklir Iran dicapai.
14 Juli 2015 14:27Fasilitas nuklir Iran. (iranpoliticsclub.net)
Perundingan maraton selama 18 hari di Ibu Kota Wina, Austria, akhirnya menghasilkan perjanjian bersejarah hari ini. Delegasi dari Iran, Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, Cina, dan Jerman menyepakati poin-poin tercantum dalam dokumen setebal hampir seratus halaman buat menyelesaikan krisis nuklir Iran.
Para diplomat mengungkapkan Iran menyepakati kelanjutan embargo senjata oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas negara Mullah itu hingga paling lama lima tahun lagi. Namun larangan ini bisa berakhir bila Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menyimpulkan Iran tidak lagi dalam tahap membikin senjata nuklir.
Syarat serupa juga berlaku bagi embargo PBB atas teknologi peluru kendali ke Iran. Larangan ini diperpanjang hingga delapan tahun mendatang.
Poin lain dalam kesepakatan itu adalah bakal mengizinkan PBB mengunjungi fasilitas militer Iran sebagai bagian dari kegiatan pemeriksaan. Hal ini amat ditentang oleh pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei.
Berdasarkan kesepakatan, Iran berhak menolak permintaan PBB itu. Jika terjadi, hal ini bakal diputuskan oleh dewan arbitrase beranggotakan perwakilan dari Iran dan enam negara perunding.
Potensi keuntungan ekonomi akan diperoleh Iran sangat besar. Negeri Persia ini bakal menerima lebih dari US$ 100 miliar atau kini setara Rp 1.332 triliun atas aset mereka dibekukan di luar negeri. Embargo Eropa terhadap beragam transaksi keuangan buat bank-bank Iran juga akan dihentikan.
"Ini sebuah penyelesaian saling menguntungkan," kata Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif.
Meski begitu, kesepakatan ini masih harus mendapat persetujuan dari Kongres Amerika, kemungkinan bakal menentang dan Presiden Barack Obama akan memveto putusan Kongres. Di pihak Iran, kesepakatan itu juga mesti memperoleh lampu hijau dari Ali Khamenei.
Alhasil, perjanjian ini baru sekadar di atas kertas. Masih banyak aral menunggu dalam pelaksanaannya.