kabar
Korban Perang Suriah
Lebih dari 200 ribu orang terbunuh dalam perang sudah berjalan selama 4,5 tahun.
15 September 2015 01:52Korban tewas akibat penembakan dan pembunuhan massal dalam Perang Suriah. (Violations Document Center, East View Geospatial)
Perang meletup di Suriah sejak 2011 barangkali bakal sulit berakhir. Lantaran begitu banyaknya milisi terlibat. Apalagi tujuan dari beragam kelompok bersenjata itu berbeda.
FSA (Tentara Pembebasan Suriah) sekadar ingin menumbangkan kekuasaan Presiden Basyar al-Assad, tapi ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) lebih dari itu: mereka ingin mendirikan kekhalifahan Islam. Setidaknya itu sudah mereka umumkan Juni tahun lalu dari Kota Mosul, Irak. Pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi mengangkat dirinya sebagai khalifah.
Lantaran ambisi mendirikan negara Islam dalam skala global, ISIS menegaskan tidak boleh ada lagi batas antar negara. Karena itu, ISIS menghilangkan batas antara Suriah dan Irak, dua negara sudah mereka caplok sebagian wilayahnya.
Situasi kian diperparah dengan keterlibatan langsung Rusia. Moskow memasok dana, senjata, penasihat militer, pelatihan. Mereka bahkan diyakini telah mendirikan pangkalan militerdi Kota Latakia, basis dukungan terkuat buat rezim Assad.
Tentu saja palagan ini menyengsarakan penduduk sipil. Berikut rincian korban akibat perang meletup di negeri Syam itu:
* Lebih dari 200 ribu orang terbunuh dalam perang sudah berjalan selama 4,5 tahun.
* Setidaknya 28.277 warga sipil tewas ditembak atau dibunuh massal.
* Paling tidak 27.006 orang akibat serangan mortir, artileri, dan roket.
* Paling sedikit 18.866 warga sipil terbunuh akibat serangan udara Suriah.
* Sebanyak 8.871 orang dibunuh setelah diculik, ditahan dan atau disiksa.
* Sekitar 984 warga sipil meninggal karena serangan senjata kimia.
* 654 pekerja medis akibat serangan menyasar rumah-rumah sakit.
* 565 warga sipil menemui ajal karena kelaparan, dehidrasi, dan kurang mendapat layanan medis dasar.
* 181 warga sipil tewas akibat serangan udara pasukan koalisi dipimpin Amerika Serikat terhadap ISIS.