kabar
Boneka sumbangan Rami Adham
Belakangan ini, Adham saban dua bulan terbang dari rumahnya di Finlandia menuju Suriah dengan menempuh segala risiko.
11 Juli 2016 03:58Rami Adham membagikan mainan kepada anak-anak pengungsi di Atmih, kota kecil di utara Suriah. (Rami Adham)
Faisal Assegaf
Ketika pertama kali mengirim bantuan ke Aleppo, Rami Adham menyeberang ke Suriah dengan membawa makanan, obat-obatan, ditambah 25 boneka beruang dan 36 boneka Barbie.
Relawan kemanusiaan berpaspor Finlandia tapi asli Suriah ini tadinya tidak berniat membawa boneka. Namun putrinya baru berusia tiga tahun, Yasmin, memaksa ingin menyumbangkan semua mainannya kepada anak-anak Suriah. Sepulang dari lawatan kemanusiaan pertamanya itu, Adham membelikan Yasmin sebuah boneka Barbie sebagai pengganti.
Sejak itu, Adham berjanji melanjutkan tradisi bagi-bagi mainan buat anak-anak pengungsi Suriah dan dia lantas dikenal dengan julukan penyelundup mainan ke Suriah. Dalam empat tahun terakhir, dia sudah memberikan ribuan boneka untuk anak-anak malang itu.
Dia pertama kali memembawa bantuan makanan ke sebuah kamp pengungsi dekat perbatasan dengan Turki. "Ketika kami mulai membagikan mainan, kehebohan langsung meruap. Anak-anak dari segala penjuru berdatangan," kata Adham, 43 tahun. "Saya akhirnya menyadari anak-anak pengungsi itu tidak berpikir soal makanan, mereka cuma ingin sebuah mainan."
Belakangan ini, Adham saban dua bulan terbang dari rumahnya di Finlandia menuju Suriah dengan menempuh segala risiko. Tiap kali datang, dia membawa 80 kilogram mainan dan dibagi-bagikan kepada anak-anak pengungsi Suriah di sepanjang perbatasan dengan Turki.
Selama Ramadan tahun ini, dia membagikan 700 mainan di sebuah kamp pengungsi di Atmih, kota kecil di utara Suriah berpenduduk 80 ribu orang.
Ketika dia mengeluarkan sekarung mainan di Sekolah Ar-Rahmah di kamp Atmih, 200 pelajar mengantre dengan tertib sambil menaikkan leher mereka karena penasaran ingin melihat mainan apa bakal dibagikan Adham.
"Mainan membikin murid-murid merasa seperti ada seseorang peduli kepada mereka," kata guru di sekolah itu, meminta namanya cukup ditulis Bassam. Putranya berumur lima tahun mendapat boneka Buzz Lightyear dari Adham. "Anak lelaki saya ingat mainannya lebih berharga dibanding apapun di sekolah."
Saat ini terdapat tiga juta anak tinggal di kamp-kamp pengungsi di seantero Suriah. Yang beruntung masih bisa bersekolah, sedangkan yang bernasib nahas mesti bekerja buat membantu keluarga mereka.
Di Atmih, anak-anak relatif aman. Adham juga membawa bantuan mainan ke Aleppo. Organisasi kemanusiaan bikinannya, Suomi Syyria, menyokong beberapa anak yatim dan piatu di Aleppo.
Bulan lalu, dia mesti berjalan hampir 13 kilometer untuk tiba di Kota Aleppo karena mengemudi mobil terlalu berbahaya. Kelompok pemberontak sudah memutus jalan ke Aleppo dan pasukan pemerintah Suriah disokong Rusia kian gencar melancarkan serangan udara dan artileri ke sana.
"Ini perjalanan ke-27 saya ke Aleppo sejak 2011 dan itu paling berbahaya," ujar Adham. "Bahaya kami hadapi dan kesedihan di sana tidak bisa digambarkan."
Adham dilahirkan di Suriah dan pindah ke Finlandia pada 1988. Dari sanalah dia menjalankan organisasi bantuan kemanusiaan bernama Suomi Syyria.
Selamat dari gempuran bom dan artileri selama tiga pekan, Adham berhasil kembali ke Istanbul, Turki, akhir bulan lalu. Namun penerbangannya ke Ibu Kota Helsinki, Finlandia, molor gara-gara serangan bom bunuh diri menghantam Bandar Udara Internasional Ataturk.
"Saya kira saya sedang bermimpi saya masih ada di Suriah," tuturnya. "Perlu sedikit waktu untuk segera sadar ledakan bom itu sudah jauh dari saya."
Adham sudah siap mengumpulkan mainan lagi untuk dibagikan kepada anak-anak pengungsi di Suriah. "Sekarang ini, anak-anak Suriah menghadpi kematian dan ketidakamanan," katanya. "Mainan sangat penting (buat mereka)."