kabar
177 calon jamaah haji Indonesia di Manila korban sindikat
Mereka berangkat melalui bandar udara Soekarno Hatta, Nunukan, Makassar, dan Sepinggan.
24 Agustus 2016 03:10Aparat imigrasi Filipina memeriksa 177 jamaah haji Indonesia memakai paspor palsu Filipina untuk berhaji di Bandar Udara Internasional Ninoy Aquino di Ibu Kota Manila, 19 Agustus 2016. (Richie Lopa/Inter Aksyon)
Faisal Assegaf
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan 177 calon jamaah haji asal Indonesia kini ditahan di Manila, Filipina, merupakan korban dari sindikat kejahatan.
Kepada wartawan di kantornya kemarin, Retno menjelaskan pihak KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Ibu Kota Manila terus mendampingi dan memberi bantuan logistik kepada 177 calon jamaah haji menjadi korban penipuan itu.
"Saudara-saudara kita ini adalah korban dari kejahatan terorganisir. Kita mendapat informasi ini bukan pertama kali hal semacam itu terjadi," kata Retno. "Karena itu, penanganan tindakan melawan hukumnya sudah ada yang menangani, tapi yang perlu kita utamakan saat ini adalah memberikan perlindungan maksimal kepada 177 warga negara kita menjadi korban."
Sebanyak 177 calon jamaah haji Indonesia itu ditangkap di Bandar Udara Internasional Ninoy Aquino Jumat pekan lalu, setelah ketahuan menggunakan paspor Filipina. Mereka dicurigai karena tidak bisa berbahasa setempat dan hanya berbicara dalam bahasa Inggris.
Retno menambahkan pihak KBRI di Manila tengah melakukan verifikasi data terhadap 177 warga negara Indonesia itu. Dia mengatakan pemerintah Filipina memberi akses kepada perwakilan Indonesia untuk bertemu mereka. Retno juga telah meminta pemerintah Filipina memberi perhatian khusus atas kasus ini.
Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Ronny F. Sompie menjelaskan pihaknya sudah berhasil memverifikasi 139 dari 177 warga negara Indonesia tersebut berdasarkan paspor Indonesia mereka miliki. Paling banyak, 40 orang dari kantor imigrasi Pare-Pare dan Makassar, Sulawesi Selatan.
"Mereka ke Filipina melalui empat tempat pemeriksaan imigrasi, yaitu bandara Soekarno Hatta, Nunukan, Makassar, dan Sepinggan untuk menuju Kuala Lumpur, baru mereka ke Filipina," ujar Ronny.
Sedikitnya tujuh agen perjalanan dalam negeri diduga terlibat dalam keberangkatan 177 calon jamaah haji itu, yakni PT Taskiah, PT Aulad Amin, PT Aulad Amin Tours Makassar, PT Shafwa Makassar, Travel Harde El Barde, Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Arafah, dan KBIH Arafah Pandaan.