kabar
600 masjid di Maroko bakal dilengkapi panel surya
Hingga akhir tahun ini, diproyeksikan sistem listrik tenaga surya itu akan dipasang di seratus masjid.
08 September 2016 07:10Masjid Hasan II di Kota Kasablanka, Maroko. (moroccotraveldirectory.com)
Faisal Assegaf
Sebanyak 600 dari 15 ribu masjid di seantero Maroko bakal dilengkapi panel surya paling lambat Maret 2019, bagian dari kebijakan negara Arab maghribi ini untuk beralih ke energi bersih.
Jika rencana ini berjalan lancar, 600 masjid itu bakal memakai penerangan LED, pemanas air, dan sistem fotovoltaik bertenaga matahari. Hingga akhir tahun ini, diproyeksikan sistem listrik tenaga surya itu akan dipasang di seratus masjid.
Kementerian Urusan Islam Maroko menyebutkan siap mendanai hingga 70 persen dari nilai investasi awal, bekerja sama dengan pemerintah Jerman.
"Kami ingin membangkitkan kesadaran dan masjid pusat kehidupan sosial penting di Maroko," kata Jan-Christophe Kuntze, kepala proyek 600 masjid bertenaga matahari. "Masjid adalah tempat orang bertukar pandangan soal segala masalah, termasuk kenapa energi terbarukan dan efisiensi energi merupakan gagasan bagus."
Maroko telah membangun citra sebagai pelopor perubahan iklim di kawasan dengan beragam proyek bergengsi, mulai dari pertanian tenaga angin terbesar di Afrika sampai pembangunan pembangkit listrik tenaga surya raksasa di Gurun Sahara, diresmikan awal tahun ini.
November tahun ini, Kota Marrakisy akan menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi untuk membahas persiapan pelaksanaan hasil konferensi perubahan iklim di Paris.
Menteri Lingkungan Maroko Hakimah al-Hait bilang kepada the Guardian, agama bisa berkontribusi besar terhadap pembahasan energi bersih. "Sangat penting bagi negara-negara muslim untuk kembali ke tradisi mereka dan mengingatkan orang kita adalah hal sangat kecil sebagai manusia sebelum menyadari pentingnya bumi," ujarnya. "Kita perlu melindungi dan menyelamatkan manusia dalam proses menyelamatkan bumi."
Seratus masjid pertama bakal dipasangi sistem listrik tenaga surya itu kebanyakan berada di kota-kota berpenduduk besar, seperti Rabat, Fez, Marrakisy, dan Kasablanka, namun proyek ini segera berlanjut ke desa dan kota-kota kecil.