kabar
17 warga Indonesia selamat meski ISIS serbu Marawi
Jihadis ISIS asal Indonesia tewas dalam pertempuran dengan pasukan Filipina.
26 Mei 2017 18:56Juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir. (Faisal Assegaf/Albalad.co)
Faisal Assegaf
Sebanyak 17 warga negara Indonesia berada di Marawi, Filipina Selatan, selamat meski milisi ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) menyerbu wilayah berpenduduk mayoritas Islam itu.
Marawi adalah ibu kota Provinsi Lanao del Sur, Pulau Mindanao. Sekitar 99,6 persen dari 202 ribu penghuni Kota Marawi adalah umat Islam. Meski di sana terdapat pengadilan syariah, namun hukuman pancung atau amputasi tidak berlaku karena tidak sesuai dengan sistem hukum di Filipina.
Provinsi Lanao del Sur merupakan basis dari kelompok Maute, telah berbaiat kepada ISIS.
Pertempuran di Marawi meletup Selasa lalu setelah pasukan pemerintah Filipina berupaya menangkap Isnilon Hapilon, pemimpin kelompok Abu Sayyaf, sudah bersumpah setia kepada pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi pada Agusutus 2014.
Ketika usaha menangkap Hapilon itu gagal, lusinan lelaki bersenjata keluar ke jalan-jalan di Marawi. Mereka mengibarkan bendera biasa dipakai ISIS. Bangunan-bangun dibakar, tahanan di penjara dilepaskan, dan mereka menyekap sejumlah sandera ketika pertempuran meluas ke seantero kota.
Dalam jumpa pers mingguan di kantornya hari ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir menjelaskan pertempuran sengit dengan kaum militan itu memaksa Presiden Filipina Rodrigo Duterte menetapkan keadaan darurat di Pulau Mindanao. Dia menambahkan saat ini terdapat 17 warga Indonesia di Marawi. Satu orang tinggal di sana karena menikah dengan orang Marawi dan 16 lainnya merupakan rombongan jamaah tabligh.
"Kondisi 17 WNI setelah semalam kita berkomunikasi dengan Konjen kita di Davao, mereka dalam keadaan baik. Mereka tinggal di lokasi dekat kantor polisi setempat," katanya. "Mereka mengikuti aturan yang ada saat ini di sana, yaitu larangan untuk keluar di jam-jam tertentu."
Lebih lanjut Arrmanatha mengatakan berdasarkan informasi dari Konsulat Jenderal di Davao 17 warga Indonesia itu belum mau dievakuasi dari Marawi. Menurut dia, Konsulat Jenderal Indonesia di Davao terus berkomunikasi dengan 17 warga Indonesia di Marawi dan terus memantau keadaan mereka.
Mengenai keterlibatan warga Indonesia dalam kelompok ISIS di Marawi, Arrmanatha mengaku belum mendapat informasi mengenai hal itu.
Namun menurut seorang juru bicara militer Filipina, dari 31 militan terbunuh, enam orang di antara mereka berasal dari Indonesia dan Malaysia, seperti dilansir BBC. Pertempuran di Marawi tersebut juga telah menewaskan sedikitnya sebelas tentara pemerintah. Ribuan orang sudah mengungsi.
Presiden Duterte mengumumkan keadaan darurat di Mindanao Selasa lalu demi menjaga keamanan nasional. Status ini mengizinkan militer menahan orang-orang dicurigai untuk jangka waktu lama.