kabar
Perlawanan Qatar
Qatar menegaskan tidak akan merundingkan soal urusan dalam negerinya.
19 Juni 2017 15:14Emir Qatar Syekh Tamim bin Hamad ats-Tsani. (Faisal Assegaf/Albalad.co)
Faisal Assegaf
Dua pekan sudah negara-negara Arab tetangga memusuhi Qatar. Belum ada tanda-tanda mereka akan berbaikan.
Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Meir, dan Yaman sejak Senin dua pekan lalu memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Mereka beralasan negara Arab mungil itu menyokong terorisme.
Arab Saudi, UEA, dan Bahrain juga memberlakukan blokade darat, laut, dan udara terhadap Qatar. Mulai hari ini, warga negara Qatar mesti pergi dari ketiga negara Arab Teluk itu atau terpaksa diusir.
Sebagai negara merdeka dan berdaulat, Qatar memang pantas melawan kebijakan isolasi dan pemutusan hubungan diplomatik mereka anggap tidak adil dan tidak beralasan tersebut. Dalam jumpa pers hari ini di Ibu Kota Doha, Menteri Luar Negeri Qatar Syekh Muhammad bin Abdurrahman ats-Tsani menegaskan perundingan dengan negara-negara Arab Teluk baru bisa dilakukan bilan blokade dicabut.
"Qatar sedang diblokade, tidak ada perundingan," tegas Syekh Muhammad ats-Tsani. "Mereka harus mencabut blokade untuk memulai negosiasi."
Dia menekankan pula hal-hal perlu dibicarakan adalah urusan terkait enam negara anggota GCC (Dewan Kerja Sama Teluk) - Arab Saudi, UEA, Qatar, Bahrain, Kuwait, dan Oman. Segala isu tidak berhubungan dengan GCC tidak perlu menjadi agenda perundingan.
"Tidak seorang pun berhak mencampuri urusan dalam negeri Qatar. Al-Jazeera adalah urusan Qatar, kebijakan luar negeri Qatar urusan Qatar," ujar Syekh Muhammad ats-Tsani. "Kami tidak akan merundingkan urusan dalam negeri kami."
Arab Saudi sudah menyusun sepuluh syarat untuk menormalisasi hubungan dengan Qatar. Wartawan Faisal Idrus dari Al-Jazeera mengunggah sepuluh syarat buat Qatar itu di akun Twitternya Selasa pekan lalu.
Sepuluh permintaan dari negara Kabah tersebut juga menjadi syarat buat Qatar untuk memperbaiki hubungan dengan negara-negara Arab tetangganya.
Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz menyampaikan kesepuluh tuntutan itu dalam pertemuan dengan Emir Kuwait Syekh Sabah al-Ahmad al-Jabir as-Sabah Selasa pekan lalu di Kota Jeddah.
Menurut Faisal Idrus, kesepuluh syarat bagi Qatar itu yakni:
1 Segera memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.
2 Mengusir semua anggota Hamas dari Qatar.
3 Membekukan semua rekening bank milik anggota Hamas dan mencegah semua kesepakatan dengan mereka.
4 Mengusir seluruh anggota Al-Ikhwan al-Muslimun dari Qatar.
5 Mengusir semua elemen anti-GCC (Dewan Kerja Sama Teluk).
6 Menghentikan sokongan terhadap organisasi-organisasi teroris.
7 Mengakhiri campur tangan atas urusan dalam negeri Mesir.
8 Memperlunak siaran Al-Jazeera.
9 Meminta maaf kepada semua pemerintahan negara Arab Teluk atas kesalahan-kesalahan pernah dilakukan Al-Jazeera.
10 Berjanji tidak akan lagi melanggar kebijakan-kebijakan GCC dan patuh pada prinsip-prinsipnya.
Kepada wartawan di Ibu Kota paris, Prancis, Menteri Luar Negeri Anwar Gargasy bilang isolasi atas Qatar bisa saja berlangsung bertahun-tahun. "Kami bertaruh dengan waktu. Kami tidak ingin meningkatkan ketegangan, kami cuma mengisolasi Qatar."
Namun Qatar tidak takut dengan ancaman isolasi bisa berkepanjangan. Syekh Muhammad ats-Tsani mengatakan Qatar akan mengandalkan hubungan dengan-negara lain, termasuk Turki, Kuwait, Oman, dan Iran - merupakan musuh bebuyutan Arab Saudi. "Iran telah membuka wilayah udara bagi penerbangan kami dan kami akan bekerja sama dengan semua negara bisa menjamin pasokan bagi Qatar," tuturnya.
Arab Saudi sekawan masih terus berupaya mendikte, namun Qatar sejauh ini masih memberikan perlawanan.