kabar
Dua tahun menganggur, pengungsi Suriah di Libanon bakar diri hingga tewas
Terdapat sekitar 900 ribu pengungsi Suriah di Libanon. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun lalu, sekitar 73 persennya hidup miskin. Rasio ini meningkat ketimbang 69 persen pada 2018.
08 April 2020 12:02UNHCR Eminent Advocate Dato Tahir menggendong Hanan, anak pengungsi Suriah tinggal bersama orang tuanya di sebuah kamp di Distrik Zajla, Lembah Bekaa, Libanon. (Faisal Assegaf/Albalad.co)
Faisal Assegaf
Seorang pengungsi Suriah di Libanon membakar diri hingga tewas lantaran tinggak sanggup lagi menahan beban kehidupan sulit dia jalani bareng keluarga.
Sebuah rekaman video tersebar di media sosial memperlihatkan Bassam al-Hallak berjalan lambat ketika api melumat tubuhnya di sebuah tanah lapang di Lembah Bekaa, sedang seorang lelaki berupaya mengejar dia untuk menyiramkan air ke badannya.
Bassam - pengungsi asal Darayya, pinggiran Ibu Kota Damaskus - menetap di Taalbaya, kota kecil di Lembah Bekaa, meninggal setelah mengalami luka bakar tingkat tiga. Dia mengembuskan napas terakhir di Rumah sakit Bekaa.
Saat menunggu jenazah ayahnya di rumah sakit untuk dikuburkan Senin lalu, Issam al-Hallak, 27 tahun bilang kepada Al-Arabiya, ayahnya sudah dua tahun tidak bekerja sebagai tukang kayu panggilan.
"Dia menjadi depresi sebab situasi hidup sangat sulit," katanya. Dia mengaku tidak pernah mendengar ayahnya berencana bunuh diri.
Terdapat sekitar 900 ribu pengungsi Suriah di Libanon. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun lalu, sekitar 73 persennya hidup miskin. Rasio ini meningkat ketimbang 69 persen pada 2018.