kabar
Israel tawarkan bantuan keamanan dan intelijen bagi UEA buat hadapi Al-Hutiyun
"Serbuan itu menyasar bandar udara di Di Dubai dan Abu Dhabi, kilang minyak Mussafah, serta sejumlah fasilitas penting dan strategis lainnya di UEA," ujar Yahya Sari.
18 Januari 2022 23:20Surat dari Perdana Menteri Israel Naftali Bennett kepada Putera Mahkota Abu Dhabi sekaligus pemimpin de fact Uni Emirat Arab Syekh Muhammad bin Zayid pada 17 Januari 2022. (Twitter/@naftalibennett)
Faisal Assegaf
Perdana Menteri Israel Naftali Bennett kemarin menawarkan bantuan keamanan dan intelijen kepada Putera Mahkota Abu Dhabi sekaligus pemimpin de facto Uni Emirat Arab (UEA) Syekh Muhammad bin Zayid an-Nahyan untuk menghadapi serangan milisi Al-Hutiyun dari Yaman.
Bennett menyampaikan tawaran ini melalui surat, tidak lama setelah serangan Al-Hutiyun ke depot minyak milik Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) - berlokasi di kawasan Mussafah, Ibu Kota Abu Dhabi - itu menewaskan tiga orang dan melukai enam orang lainnya. Korban meninggalkan adalah satu orang Pakistan dan dua warga India.
"Saya telah memerintahkan para pejabat keamanan Israel untuk menawarkan kepada mitra mereka di UEA segala bantuan jika Anda berminat," tulis Bennett.
Dia menyampaikan rasa simpati dan duka cita kepada keluarga korban meninggal dan berdoa supaya enam korban cedera segera sembuh.
Melalui Twitter hari ini, juru bicara Al-Hutiyun Brigadir Jenderal Yahya Sari mengungkapkan serangan itu dilancarkan dengan lima peluru kendali balistik dan pengebom nirawak dalam jumlah banyak. "Serbuan itu menyasar bandar udara di Di Dubai dan Abu Dhabi, kilang minyak Mussafah, serta sejumlah fasilitas penting dan strategis lainnya di UEA," ujarnya. "Operasi berhasil mengenai target."
Yahya menambahkan Al-Hutiyun memperingatkan negara mana saya terlibat dalam pasukan koalisi Arab Saudi dalam Perang Yaman akan menjadi sasaran serangan balasan.
Sejak 2019, Al-Hutiyun rutin menyerang beberapa target strategis di Arab Saudi, termasuk bandar udara di Jazan, Abha, dan Najran, pangkalan udara di Khamis Musyaith, serta fasilitas milik Saudi Aramco di Jeddah.
Pasukan koalisi Saudi sudah memerangi Al-Hutiyun sejak Maret 2015 namun beum berhasil melumpuhkan milisi Syiah itu.