olahraga
Qatar terancam batal jadi tuan rumah Piala Dunia 2022
Presiden UEFA Michel Platini sepakat menggelar pemilihan ulang tuan rumah jika Qatar terbukti menyuap.
20 Oktober 2014 07:37Stadion Al-Khor di Kota Al-Khor, sekitar 50 kilometer dari Ibu Kota Doha, Qatar. Stadion ini bakal dipakai buat menggelar turnamen Piala Dunia 2022. (www.qatar.to)
Presiden Asosiasi Sepak Bola Uni Eropa (UEFA) Michel Platini, salah satu tokoh menyokong Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, telah menyatakan sepakat menggelar pemilihan ulang jika Qatar terbukti menyuap.
Badan sepak bola dunia FIFA tengah menyelidiki dugaan suap sehingga Qatar bisa terpilih menjadi tuan rumah. Mantan jaksa asal Amerika Serikat tadinya bakal menyampaikan laproran penyelidikan kasus dugaan suap itu Juli lalu, sepekan setelah Piala Dunia 2014 di Brasil berakhir.
"Bila sangkaan korupsi terbukti, akan ada pemilihan ulang dan sanksi (buat Qatar)," kata legenda hidup sepak bola Prancis ini kepada surat kabar olah raga L'Equipe. Ini pertama kalinya Platini mendukung pemilihan ulang tuan rumah Piala Dunia 2022.
Terpilihnya Qatar mendapat banyak kritikan. Negara ini dianggap tidak memiliki tradisi sepak bola dan jumlah penggemar di sana sangat sedikit. Belum lagi jadwal Piala Dunia biasa dilaksanakan saban musim panas bakal mengganggu pemain lantaran suhu di Qatar saat itu bisa lebih dari 50 derajat Celcius.
Koran terbitan Inggris Sunday Times kemarin melansir bocoran surat-surat elektronik dan sejumlah rekening menunjukkan jutaan pound sterling digunakan buat menyuap para pejabat FIFA agar memilih Qatar.
Qatar membantah tudingan-tudingan itu.
Meski begitu, Platini tidak menyesal ikut mendukung Qatar saat pemilihan empat tahun lalu. "Saya tidak menyesal. Saya pikir waktu itu Qatar adalah pilihan bagus buat FIFA dan dunia sepak bola," ujarnya.
Dalam pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2022 empat tahun lalu, Qatar mengalahkan Australia, Jepang, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.