olahraga
Qatar larang buruh Nepal hadiri pemakaman kerabat korban gempa
"Kondisi sangat sulit mereka alami selama ini di Qatar kian memperparah penderitaan mereka."
26 Mei 2015 03:45Buruh Piala Dunia 2022 di Qatar. (alamy)
Qatar melarang para buruh tengah mengerjakan stadion-stadion untuk Piala Dunia 2022 pulang menghadiri penguburan keluarga korban gempa. Bencana bulan lalu itu menewaskan lebih dari delapan ribu orang.
Sekitar 400 ribu buruh Piala Dunia 2022 di Qatar berasal dari Nepal. Sisanya kebanyakan asal India, Pakistan, Bangladesh, dan Sri Lanka.
Menteri Tenaga Kerja Nepal Tek Bahadur Gurung bilang setelah gempa dahsyat 25 April itu pihaknya meminta seluruh perusahaan di Qatar memberikan cuti khusus dan tiket pesawat bagi pekerja asal Nepal untuk pulang. Permintaan itu disanggupi perusahaan di sejumlah sektor, namun buruh Piala Dunia tidak boleh lantaran dikejar tenggat waktu.
"Mereka telah kehilangan kerabat dan rumah mereka," kata Gurung. "Kondisi sangat sulit mereka alami selama ini di Qatar kian memperparah penderitaan mereka."
Dia mengungkapkan pemerintah Nepal juga berupaya menghubungi badan sepak bola dunia FIFA tapi selalu gagal. Mereka ingin menuntut FIFA mendesak negara Arab superkaya itu memperbaiki kondisi buruh Piala Dunia.
Gurung menegaskan tidak ada peningkatan terhadap kesejahteraan buruh Piala Dunia bila FIFA dan para sponsornya menolak menekan Qatar. "Mereka inilah membawa Piala Dunia ke Qatar," ujarnya. "Kami negara kecil dan miskin, organisasi-organisasi berkuasa ini tidak tertarik mendengarkan kami."
Negara-negara Asia Selatan segan memprotes kondisi buruh migran mereka di Qatar lantaran takut diasingkan oleh negara Arab Teluk ini.
Nepal memiliki angka pengangguran tinggi. Pemerintah memperkirakan US$ 4 miliar saban tahun dikirim para ekspatriat, kebanyakan bekerja di kawasan Teluk Persia. Jumlah ini sekitar seperlima dari produk domestik bruto Nepal dan fulus ini amat berperan membangun kembali Nepal sehabis digoyang gempa.
"Segalanya amat sulit bagi pekerja Nepal dan dari negara lain di Qatar," tutur Gurung. "Tapi kami harus menolong mereka dan tidak bisa bungkam lagi."
Pembahasan informal sudah dilakoni antar menteri tenaga kerja dari Nepal, India, Pakistan, Sri Lanka, dan Bangladesh. Mereka sepakat membangun pendekatan lebih terkoordinasi untuk meningkatkan kondisi buruh mereka di Qatar.
Dalam sebuah laporan Kamis pekan lalu, Amnesty International menyimpulkan Qatar gagal memperbaiki kesejahteraan dan keamanan buruh migran. Sebagai bukti, negara ini belum menghapus sistem kafala mengunci hak-hak dan kebebasan pekerja asing.Paspor para buruh migran dipegang majikan mereka. Bahkan banyak di antara mereka bekerja tanpa digaji berbulan-bulan. Selain itu, asuransi terbatas untuk kecelakaan kerja.
Panitia Piala Dunia 2022 menyatakan sudah mengizinkan lebih dari 560 pekerja Nepal pulang kampung buat sementara.
Gurung mengungkapkan berencana ke Qatar bulan depan untuk membahas persoalan buruh Nepal dengan Menteri Tenaga kerja Qatar Abdullah bin Saleh al-Khulaifi.
Dalam lawatannya ke Kathmandu bulan lalu, Abdullah berjanji meningkatkan kesejahteraan dan keamanan buruh Piala Dunia dari Nepal. Dia menyatakan negara membutuhkan lebih banyak lagi pekerja dari negara itu untuk menyelesaikan proyek bergengsi ini.