palestina
Menanti janji membangun Gaza
Konferensi negara donor di Kairo berjanji memberi bantuan US$ 5,4 miliar atau Rp 67 triliun.
13 Oktober 2014 10:35Menara sebuah masjid di Kota Gaza roboh akibat serangan udara Israel selama perang 50 hari, Juli-Agustus 2014. (www.dailymail.co.uk)
Yusuf Qirsyalli, 50 tahun, Sabtu pekan lalu duduk bareng putra dan cucunya di bawah tenda depan rumah mereka hancur di Syijaiyah, timur Kota Gaza, akibat gempuran Israel semasa perang. Mereka membahas bagaimana membangun kembali rumah lima lantai itu.
Dia getol menonton televisi di kediaman tetangganya menyiarkan pelaksanaan konferensi donor selama tiga hari di Ibu Kota Kairo, Mesir. "Kami akan menunggu bantuan datang. Janji-janji mereka kedengaran enak sejauh ini. Saya berharap semua menjadi kenyataan," kata Yusuf.
Syijaiyah menjadi salah satu wilayah paling luluh lantak ketika Israel menggempur Jalur Gaza selama 50 hari. Dalam satu hari pengepungan di Syijaiyah, lebih dari seratus orang terbunuh. Amuk negara Zionis selama 8 Juli-26 September 2014, telah menewaskan lebih dari 2.100 orang dan sepuluh ribu lainnya cedera. Sebanyak 80 ribu rumah rusak dan hancur. Serangan udara Israel juga menyasar masjid, sekolah, taman, jalan, dan fasilitas umum lainnya. Sedangkan di pihak Israel cuma 73 orang tewas, termasuk enam warga sipil.
Musim dingin sebentar lagi tiba. Yusuf bakal membiarkan kaum perempuan dan anak-anak di keluarganya tetap tinggal di rumah teman dan kerabat lainnya. "Kami akan berusaha membersihkan puing-puing buat membangun tempat tinggal sementara bagi orang laki," ujarnya.
Jamal Syair, 55 tahun, juga warga Syijaiyah, kehilangan bangunan empat lantai menjadi tempat bermukim keluarganya dan delapan keluarga lain. Padahal butuh bertahun-tahun bagi mereka membangun tempat tinggal. Dia tidak yakin dengan hasil konferensi di Kairo. "Hanya ketika para pekerja datang dan mulai membersihkan reruntuhan saya percaya segalanya mungkin berubah," tuturnya. "Tapi kenangan dan barang-barang kesayangan kami lenyap akibat perang tidak akan pernah kembali."
Konferensi dihadiri perwakilan dari lusinan negara donor itu menghasilkan komitmen bantuan US$ 5,4 miliar. "Para peserta menjanjikan bantuan sekitar US$ 5,4 miliar," kata Menteri Luar Negeri Norwegia Boerge Brende saat membacakan pernyataan penutup mengakhiri pelaksanaan konferensi kemarin. Norwegia bersama Mesir menjadi tuan rumah bersama pertemuan.
Dia menjelaskan setengah dari jumlah itu aakal dipakai buat membangun kembali Gaza hancur akibat perang. Sisanya untuk menyokong anggaran Otoritas Palestina hingga 2017. "Negara-negara donor berkomitmen kepada diri mereka sendiri untuk menggelontorkan bantuan secepat mungkin," ujar Brende.
Qatar memimpin dengan komitmen bantuan US$ 1 miliar, seperti disampaikan Menteri Luar Negeri Qatar Khalid bin Muhammad al-Attiyah. Uni Emirat Arab bersama Kuwait masing-masing menjanjikan US$ 200 juta. Total bantuan dari negara-negara Arab kaya di Teluk Persia adalah US$ 2 miliar.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John kerry mengumumkan tambahan bantuan US$ 212 juta dari negaranya sehingga seluruhnya berjumlah US$ 400 juta. "Rakyat Gaza benar-benar memerlukan bantuan kita, keadaan mereka sangat genting. Bukan besok, tidak pekan depan, mereka membutuhkan bantuan sekarang," ujarnya.
Menteri Pembangunan Internasional Inggris Desmond Swayne bilang negaranya menjanjikan bantuan US$ 32,1 juta. Dana itu akan digunakan untuk membiayai proyek pemusnahan amunisi tidak meledak, membersihkan reruntuhan bangunan, dan rekonstruksi.
Turki berjanji mengasih bantuan US$ 200 juta dan US$ 568 juta dari Eropa. Total komitmen bantuan US$ 5,4 miliar ini memang masih jauh di bawah permintaan Presiden Otoritas Palestina Mahmud Rida Abbas. Dia meminta US$ 8,5 miliar dengan rincian US$ 4 miliar buat membangun kembali Gaza dan sebagian lagi untuk mendukung anggaran belanja pemerintahannya.
Walau begitu, Abbas mengaku puas atas hasil konferensi donor di Kairo. Dia menyebut sebagai keberhasilan besar, seperti dilaporkan Radio Israel hari ini. Dia menjelaskan setengah dari komitmen bantuan itu akan dipakai untuk membangun kembali Gaza.
Meski Israel tidak diundang dalam konferensi donor buat Gaza, negara Bintang Daud ini akan mendapat untung dari sumbangan dihasilkan dalam pertemuan itu. "Sebanyak 60-65 persen uang donasi akan kembali ke Israel karena mereka akan memasok bahan-bahan untuk proyek rekonstruksi di Gaza," tutur Mukahimar Abu Sada, profesor ilmu politik di Universitas Al-Azhar, Kota Gaza.