palestina
ISIS sekap pemuda Palestina karena menjadi agen Mossad
Muhammad Ismail Said Musallam mengaku sebagai agen Mossad dalam wawancara dengan Dabiq, majalah terbitan ISIS.
14 Februari 2015 02:42Said Musallam duduk di samping foto putranya, Muhammad Ismail, di kediamannya di Yerusalem Timur, Tepi Barat. (www.haaretz.com)
ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) telah menyandera Muhammad Said Ismail Musallam, pemuda Palestina dari Yerusalem Timur, Tepi Barat. Lelaki 19 tahun ini disekap lantaran dituduh sebagai mata-mata Mossad (dinas rahasia luar negeri Israel).
Dalam edisi terakhir Dabiq, majalah terbitan ISIS berbahasa Inggris, dilansir Kamis lalu, Musallam diwawancarai dan mengaku direkrut sebagai agen Mossad oleh tetangganya, polisi bernama Eli. Dia menerima tawaran itu lantaran sokongan keluarga, besarnya gaji, dan tunjangan lainnya.
"Mereka (ayah dan kakak saya) mendorong saya menerima tawaran itu dan keduanya bilang itu pekerjaan sangat bagus. Mereka mengatakan gajinya besar dan kamu bisa naik pangkat," kata Musallam. "Saya akhirnya sadar mereka juga sudah menjadi informan Israel."
Musallam mengungkapkan gaji pokoknya saban bulan lima ribu shekel atau Rp 16,3 juta. Namun angka itu bakal bertambah mengikuti seberapa penting misi dia jalankan dan seberapa besar risiko dihadapi.
Setelah menjalani pelatihan sebulan - diajarkan soal senjata dan bagaimana menyiasati interogasi - dia ditugaskan mematai-matai pemasok senjata dan melaporkan siapa saja orang-orang berpotensi menjadi teroris.
Kemudian seorang agen Mossad mengaku bernama Miro menugaskan Musallam buat menyusup ke ISIS di Suriah. Misinya mengumpulkan informasi serinci mungkin mengenai persenjataan, lokasi gudang senjata, dan siapa saja warga Israel keturunan Arab atau orang Palestina bergabung dengan ISIS.
Karena mencurigai perilaku Musallam, para komandan ISIS mulai mengawasi dia. Hingga akhirnya dia ditahan dan mengaku sebagai informan Israel.
Namun ayahnya Musallam kepada surat kabar Haaretz membantah tudingan putranya itu agen Mossad. "Dia bukan mata-mata. Dia ke Suriah atas kemauan sendiri," katanya. "Dia tidak ada hubungan dengan Mossad, Shin Beth, atau badan intelijen manapun."
Dia menjelaskan Musallam meninggalkan rumah tanpa pesan tiga bulan lalu dan bergabung dengan ISIS di Suriah. Sepekan setelah kabur, Musallam menghubungi ayahnya lewat sebuah surat elektronik. Dia memberitahu ingin menjadi syuhada.
Ayahnya Musallam bilang mereka berhubungan secara sporadis. Beberapa pekan lalu dia didekati seseorang mengatakan anaknya itu kini mendekam di penjara ISIS.
Menurut sebuah laporan pekan ini, beberapa warga Israel telah bergabung dengan ISIS. Kelompok dipimpin Abu Bakar al-Baghdadi ini memiliki sekitar 20 ribu jihadis asing.
Seorang lelaki asal Nazareth, Israel, bulan lalu ditahan sepulang dari bergabung dengan ISIS di Irak.