palestina
UNESCO sebut Kuil Bukit tidak ada kaitannya dengan Yudaisme
24 negara mendukung, termasuk Rusia dan Cina, serta enam lainnya menolak, yakni Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Belanda, Lithuania, dan Estonia.
16 Oktober 2016 04:58Tembok Ratapan berlokasi di Kota Tua, Yerusalem Timur. (Wikimedia Commons)
Faisal Assegaf
Dalam pemungutan suara digelar Kamis lalu, UNESCO (Organisasi Pendidikan, Sains, dan Budaya Perserikatan Bangsa-Bangsa) memutuskan tempat paling disucikan bagi kaum Yahudi, Kuil Bukit dan Tembok Ratapan, tidak ada kaitannya dengan agama Yudaisme.
Dalam voting itu, 24 negara mendukung, termasuk Rusia dan Cina, serta enam lainnya menolak, yakni Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Belanda, Lithuania, dan Estonia. Sedangkan 26 negara anggota UNESCO lainnya abstain.
Resolusi itu menyebutkan Kulit Bukit atau Haram asy-Syarif, sebutan oleh kaum muslim, Masjid Kubah Batu, dan Tembok Ratapan, dalam kompleks Masjid Al-Aqsa merupakan tempat paling disucikan ketiga bagi umat Islam, setelah Makkah dan Madinah di Arab Saudi.
Haram Syarif dalam dua tahun belakangan menjadi isu paling sensitif, kerap memicu bentrokan antara warga Palestina dengan pasukan Israel dan kelompok Yahudi radikal.
UNESCO tahun lalu mengesahkan Palestina sebagai anggota. Di tahun serupa, PBB juga menyatakan Palestina sebagai negara non-anggota. Sejak 2015 pula, bendera Palestina berkibar di markas besar PBB di Kota New York, Amerika Serikat, dan badan-badan PBB lainnya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam resolusi itu. "Hari ini UNESCO mengeluarkan keputusan kedua dalam tahun ini, menolak koneksi bangsa Yahudi dengan Kuil Bukit, tempat paling kami sucikan selama lebih dari tiga ribu tahun," katanya.
Juru bicara Kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudainah bilang resolusi UNESCO itu merupakan pesan jelas dari masyarakat internasional: dunia tidak setuju dengan kebijakan-kebijakan melindungi penjajahan berkontribusi terhadap terciptanya kekacauan dan ketidakstabilan.