palestina
Hamas setuju dialog nasional dan tiga pemilihan umum digelar berurutan
Palestina menggelar pemilihan umum parlemen terakhir kali pada Januari 2006 dan dimenangkan Hamas namun Amerika Serikat, Israel, dan Fatah tidak mengakui hasil itu.
04 Januari 2021 05:55Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyah saat mengunjungi kamp pengungsi Palestina di Libanon pada awal September 2020. (Biro Pers Hamas buat Albalad.co)
Faisal Assegaf
Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyah setuju mengenai rencana dialog nasional melibatkan semua faksi perjuangan Palestina. Meski Hamas tadinya ingin dilakukan serentak, dia juga sepakat tiga pemilihan umum digelar secara berurutan, mulai dari pemilihan parlemen disusul pemilihan presiden dan Dewan Nasional Palestina.
"Hamas ingin dialog ini segera dilaksanakan buat menegaskan hak bangsa Palestina melawan penjajahan Israel dengan segala cara dibarengi oleh upaya plitik, diplomatik, dan hukum untuk membela rakyat Palestina," kata Haniyah dalam pidatonya lewat televisi kemarin, seperti dilansir Hamas dalam siaran pers diterima Albalad.co hari ini.
Dia menekankan Presiden Palestina Mahmud Abbas harus segera mengeluarkan dekrit mengenai jadwal ketiga pemilihan umum itu, sehingga aturan pelaksanaannya secara rinci bisa dibahas semua kelompok di Palestina.
Menurut Haniyah, lewat dialog nasional, Hamas ingin semua institusi Palestina dirombak, termasuk PLO (Organisasi Pembebasan Palestina), dan membentuk hanya satu parlemen dan pemerintahan nasionaluntuk mengakhiri perpecahan. Dia menegaskan Hamas akan menghormati hasil pemilihan umum digelar secara jujur, adil, dan transparan.
Haniyah menekankan lagi Hamas sangat ingin persatuan nasional Palestina dicapai buat mengakhiri perpecahan. "Hamas menempatkan kepentingan nasional sebagai priortas pertama. Kita memiliki banyak tanggung jawab sulit di level domestik dan di tahap perlawanan terhadap penjajahan Israel," ujarnya.
Pada pidato itu, Haniyah memberitahu dirinya telah menerima surat dari Abbas berisi komitmennya menggelar pemilihan umum dan membentuk kemitraan.
Palestina menggelar pemilihan umum parlemen terakhir kali pada Januari 2006 dan dimenangkan Hamas namun Amerika Serikat, Israel, dan Fatah tidak mengakui hasil itu sehingga pecah bentrokan Hamas-Fatah berujung pada dominasi Hamas di Jalur Gaza dan Fatah menguasai Tepi Barat.
Masa jabatan empat tahun Abbas sejatinya sudah habis sejak 2005 tapi pemilihan presiden tidak pernah digelar.